BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian
Buku adalah jendela dunia. Hal ini membuktikan bahwa membaca merupakan suatu kegiatan yang harus dijadikan suatu kebiasaan setiap orang. Kerena dengan membaca akan menambah wawasan atau pengetahuan kita. Tetapi tidak dapat kita ungkiri bahwa kebiasaan membaca belum menjadi sebuah kebudayaan bagi kita. Kalau kita lihat membaca seperti pekerjaan yang tidak sulit, tapi pada kenyataannya membiasakan diri untuk membaca sangatlah sulit. Maka perlu suatu pembinaan yang ketat untuk menciptakan suatu kebuadayaan membaca.
Membaca adalah kemampuan yang terpenting bagi seseorang, karena dapat membuka wawasan terhadap banyak pengetahuan. Jutaan anak yang menghabiskan waktu di depan televisi ataupun video game sering gagal untuk meningkatkan kemampuan membaca mereka. Sehingga mereka gagal mempelajari banyak hal yang berharga. Hasil penelitian menunjukkan banyak pelajar SMA bahkan perguruan tinggi yang tidak sanggup membaca pada tingkat paling dasar agar sukses dalam mengerjakan tugas-tugas mereka. Penelitian menunjukkan bahwa keterampilan membaca harus mulai dikuasai seorang anak sejak dini. Mengajar anak untuk membaca adalah tugas utama yang penting.
1.2 Tujuan dan manfaat Pembinaan Minat Baca
Dengan adanya pembinaan, baik diberikn sejak dini,melalui lembaga sekolah seperti SD, SMP, SMA maupun Perguruan Tinggi ataupun melalui pembinaan masyarakat umum, diharapkan kebiasaaan membaca menjadi suatu pekerjaan yang harus dilakukan tanpa adanya tekanan atau keterpaksaan serta membaca menjadi kebudayaan bagi masyarakat Indonesia.
BAB II
TINJAUAN MATERI
2.1 Pembinaan Minat Baca Sejak Dini
Semua orang tua pasti menginginkan anaknya cerdas dan pintar. Kecerdasan dan kepintaran tidak bisa datang begitu saja, tetapi, perlu harus ditemukan dalam jiwa seorang anak. Maka perlu suatu pembinaan yang spesifik dari orang tua. Seperti yang sering kita dengar, pepatah mengatakan bahwa “ banyak membaca, banyak ilmu”, maka kecintaan dan kebiasaan membaca merupakan kunci sukses menuju cerdas dan pintar.
Kemampuan baca menjadi suatu fungsi yang tertingi dan menjadi pembeda manusia denagan makhluk lainnya. Banyak membaca menjadikan seseoarnag memiliki ilmu pengethuan luas, bijaksanaan, dan memiliki nilai-nilai lebih dibandingkan orng yang tidak suka membaca atau yang hanya sekedar suka membaca bacaan-bacaan yang tidak berkwalitas. Baca atau membaca untuk anak dapat diartikan sebagai kegiatan menelusuri, memahami, hingga mengeksplorasi berbagai symbol. Seorang anak yang masih berusia dua tahun, ketika membuka buku bergambar dan kemudian dia menyebutkan nama gambar tersebut, maka anak tersebuat dikatakan sedang membaca.
Ketika orang tua mulai mengajari anak membaca yang diberikan sejak umur satu atau dua tahun, langkah yang dilakuakan pertama dapat dengan cara menunjukkan satu atau dua huruf yang berwarna cerah. Menggunakan huruf-huruf ini sebagai mainan bagi anak-anak namun kita dapat sedikit menekankan kepada anak dengan menyebutkan nama huruf tersebut kepadanya setiap kali mereka mengamati huruf tersebut. Menambahkan satu huruf secara per lahan ketika semakin tumbuh dewasa. Sedikit demi sedikit anak-anak akan mulai mengidentifikasi huruf-huruf tersebut walaupun mereka belum bisa membaca.
v Tiga Langkah Pertama Membaca
1.Perkenalkan dan sebutkan setiap huruf anak-anak
2.Sebut nama huruf-huruf dengan urutan kiri ke kanan
3.Bantulah anak-anak mengerti bahwa huruf tercetak menggambarkan suara yang diucapkan
Setelah sang anak mengetahui semua huruf, maka tahap selanjutnya adalah memperkenalkan huruf-huruf tersebut pada urutan yang tepat. Di Indonesia kebiasaan membaca adalah dari kiri ke kanan. Maka susunlah huruf-huruf tersebut dari kiri ke kanan. Ketika anak sudah mulai berbicara, mintalah ia menyebutkan huruf-huruf tersebut dengan urutan dari kiri ke kanan.
Setelah seorang anak mengenali semua huruf, mulailah dengan mulai mengajarkan mengenal kata. Salah satu cara terbaik adalah dengan memperkenalkan namanya. Misalnya dengan menyusun huruf-huruf yang membentuk namanya. Lalu orang tua mengucapkan susunan huruf-huruf tersebut serta namanya. Ketika ia mulai lancar mengucapkan namanya, tambahkan kata lain yang mudah dimengerti seperti papa, mama, atau kata lainnya. Lakukan semua hal tersebut dalam kondisi santai dan juga dalam suasana bermain.
Selain itu, Orang tua juga dapat membacakan sebuah cerita dalam buku yang memiliki gambar dengan warna yang cerah. Anak-anak akan lebih terbiasa membaca jika Orang tua sering membacakan buku yang menarik kepada anak-anak yang masih kecil. Dengan demikian mereka akan semakin mengerti bahwa huruf-huruf tersusun menjadi kata yang memiliki ucapan dan arti tersendiri. Agar kegiatan ini tidak membosankan, ketika membacakan cerita dilakukan dengan mengekspresikanya. Gunakan intonasi suara sesuai karakter tokoh yang ada. Orang tua juga dapat menggunakan bahasa tubuh yang sesuai atau melakukan efek drama seperti tertawa, berbisik, menjerit atau merengek untuk membuat anak berimajinasi.Waktu yang paling baik untuk membacakan buku adalah saat anak menjelang tidur. Sisihkan 15 menit sampai 20 menit untuk mebacakannya karena pada saat inilah daya ingat anak semakin kuat.
2.2 Pembinaan Minat baca melalui lembaga Sekolah
Pembinaan minat baca dapat dilakukan dengan berbagai cara. Di bawah ini dijelaskan pegertian lembaga pendidikan yang merupakan lembaga sekolah. Melalui lembaga pendidikan sekolah akan lebih mudah dalam penyampaian pembinaan minat baca anak atau siswa, karena disetiap lembaga sekoalah pasti terdapat sebuah perpustakaan sekolah. Fungsi perpustakaan sekolah tersebut adalah sebagai sumber utama belajar sehingga perpustakaan sekolah tersebut dapat membangkitkan dan maningkatkan minat baca siswa. Di bawah ini tingkatan lembaga pendidikan sekolah pada umumnya.
a. Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD adalah jenjang pendidikan paling awal. Jenjang pendidikan ini memang tidak wajib diikuti seorang anak, mengingat orang-tua juga memiliki kemampuan penuh untuk melakukannya. Pada jenjang ini, anak akan dibina agar siap memasuki pendidikan umum. Karena itu, pada jenjang ini lebih ditekankan untuk merangsang pikiran anak dan perkembangan jasmani seorang anak.
- Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar adalah pendidikan yang wajib diikuti seorang anak selama 9 tahun. Pendidikan ini merupakan awal dari pendidikan seorang anak karena melatih seorang anak untuk membaca dengan baik, mengasah kemampuan berhitung serta berpikir. Pendidikan dasar mempersiapkan seorang anak untuk memasuki jenjang pendidikan menengah.
c. Pendidikan menengah
Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah diselenggarakan selama 3 tahun. Beberapa jenis pendidikan menengah juga telah mempersiapkan seseorang memiliki keterampilan tertentu untuk dipersiapkan langsung ke lapangan kerja.
d. Pendidikan tinggi
Pendidikan tinggi merupakan lanjutan dari pendidikan menengah. Pendidikan tinggi diselenggarakan di perguruan tinggi.
Sebelum pembinaan dilakukan,guru maupun pustkawan perpustakaan sekolah harus mengetahui prinsip-prinsip membaca terlebih dahulu. Ada beberapa prinsip membaca yang perlu diperhatikan oleh guru dan pustakawan dalam membina dan mengembangkan minat baca para siswa adalah sebagai berikut :
A. PRINSIP-PRINSIP MEMBACA
1. Membaca merupakan proses berpikir yang kompleks
Hal ini terdiri dari sejumlah kegiatan seperti memahami kata-kata atau kalimat yang ditulis oleh pengarang, menginterpretasikan konsep-konsep pengarang serta menyimpulkannya.
2. Kemampuan membaca tiap orang berbeda-beda.
Setiap orang memiliki kemampuan membaca sendiri-sendiri bergantung pada beberapa factor misalnya tingkatan kelas, kecerdasan, keadaan emosi, hubungan social seseorang, latar belakang pengalaman yang dimiliki, sikap, aspirasi, kebutuhan-kebutuhan hidup seseorang, dan sebagainya.
3. Pembinaan kemampuan membaca atas dasar evaluasi
Pembinaan tersebut harus dimulai atas dasar hasil evaluasi terhadap kemempuan membaca orang yang bersangkutan.
4. Membaca harus menjadi pengalaman yang memuaskan
Seseorang akan senang jika telah berhasil mempelajari sesuatu dengan baik dan merasa puas atas hasil bacaannya.
5. Kemahiran membaca perlu keahlianyang kontinyu
Agar memiliki kemahiran membaca, ketrampilan-ketrampilan yang dibutuhkan dalam membaca perlu diperhatikan sedini mungkin sejak seseorang pertamakali masuk sekolah.
6. Membaca yang baik merupakan syarat mutlak keberhasilan belajar.
Agar memperoleh keberhasilan belajar, seseorang harus membaca secara efisien.
B. METODE MEMBACA
Ada beberapa metode yang yang harus dilakukan perpustakaan seklah dalam pelayanan pembinaan minat baca.
1. Usaha untuk menarik pembaca
Untuk menarik pembaca agar datng ke Perpustakaan dan memiliki kegemaran membaca hendaknya dilakukan oleh pustakwan dengan cara :
a. Kunjungan Perpustakaan
Dengan kunjungan ini diharapkan pengunjung perpustakaan memperoleh informasi dengan melihat sendiri dan mengamati secara teratur sehingga mengetahui koleksi Perpustakaan dan menimbulkan rasa ingin membaca atau meminjam buku di perpustakaan.
b. Publikasi
Perlu adanya wadah untuk memberitahukan pada pemakai Perpustakaan tentang adanya buku-buku baru dan buku referensi baru. Hal ini bisa dilakukan melalui tulisan, petunjuk brosur dan tulisan lain.
c. Pameran
Pameran dilakukan untuk memperkenalkan koleksi yang tersedia di perpustakaan. Ada dua macam jenis pameran :
v Pameran berkala, yaitu pameran yang diadakan secara periodik di perpustakaan. Buku-buku yang dipamerkan harus diganti secara teratur biar tidak membosankan.
v Pameran sementara, yaitu pameran yang diadakan untuk sementara waktu. Pameran ini pada umumnya penyelenggaraannya dikatkan dengan peristiwa-peristiwa khusus seperti konggres, seminar, hari nasional, dan sebagainya.
d. Rangsangan kegiatan membaca
Untuk merangsang kegiatan membaca di sekolah perlu diadakan diskusi, kegiatan ilmiah remaja, ceramah, pembacaan puisi atau prosa, dan sebagainya.
2. Bimbingan membaca
Ada beberapa kegiatan yang perludiberikan dalam rangka menggiatkan minat baca antara lain :
a. Pemakaian Perpustakaan
Dalam hal ini pustakawan perlu memperkenalkan macam-macam bahan pustaka dengan menerangkan bahwa tiap-tiap bacaan mempunyai informasi yang berbeda tujuan dan fungsinya.
b. Cara membaca yang baik dan membuat laporan
Dalam melakukan kegiatan ini ada dua cara yang perlu diperhatikan yaitu :
- Cara membaca untuk mengerti, memakai dan membaca cepat.
- Cara membaca dilihat dari gerak mata, posisi badan, dan arah sinar yang baik.
c. Perlunya digiatkan pelajaran mengarang dan bercerita
Jika siswa-siswa diberi tugas mengarang oleh guru bahasa mereka pasti mereka akan mencari bahan yang berhubungan dengan tugas yang diberikan oleh guru.
d. Membuat kliping
Pembuatan kliping ini dapat membantu merangsang minat baca siswa Karena dengan membuat kliping mau tidak mau siswa harus membaca untuk mengelompokkan kliping tersebut sesuai dengan subyeknya.Pembuatan majalah dinding Di sekolah perlu diadakan majalah dinding agar siswa dapat berkreasi, suka membaca dan menulis.
f. Jam buka Perpustakaan
Jam buka Perpustakaan ini perlu ditetapkan untuk membiasakan siswa mengunjungi Perpustakaan.
g. Adanya pelayanan referral
Pelayanan referral ini dilakukan dengan mengadakan hubungan kerjasama dengan Perpustakaan lain. Jika siswa tidak dapat menemukan informasi di Perpustakaan setempat maka bias mencari di Perpustakaan lain.
h. Pembuatan karya tulis untuk kelas 3 SMU
Penulisan karya tulis ini perlu diupayakan secara terus-menerus.
3. Petugas Perpustakaan (Pustakawan)
Pustakwan hendaknya bersikap ramah, mempunyai disiplin kerja yang tinggi, terbuka, suka menolong dan menyenangkan pembaca.
4. Fasilitas Perpustakaan
Perpustakaan yang mempunyai fasilitas yang cukup memadai akan membawa pengaruh yang baik terhadap pemakainya. Adapun fasilitas-fasilitas tersebut antara lain : koleksi buku yang cukup memadai, perabot, penerangan yang cukup baik, sirkulasi udara yang cukup baik, adanya ruang diskusi/ceramah, ruang pandang dengar, toilet, dan sebagainya.
C. DIMENSI DAN PENGEMBANGAN MINAT BACA SISWA
Ada tiga dimensi pengembangan minat baca yang perlu dipertimbangkan antara lain :
1. Dimensi edukatif pedagogik
Dimensi ini menekankan tindak tanduk motivasional apa yang dilakukan oleh para guru di kelas, untuk semua bidang studi yang pada akhirnya para siswa tertarik dan memiliki minat terhadap kegiatan membaca untuk tujuan apa saja. Karena pengajaran saat ini adalah berpusat pada anak didik maka pengembangan minat baca hendaknya dimulai dari aktivitas belajar sehari-hari di kelas.
2. Dimensi sosio cultural
Dimensi ini mengandung makna bahwa minat baca siswa dapat digalakkan berdasarkan hubungan social dan kebiasaan anak didik sebagai anggota masyarakat, misalnya dalam masyarakat paternalistic, orang tua atau pemimpin slalu menjadi panutan. Jika yang dijadikan panutan memiliki minat baca yang tinggi, maka dapat diprediksi bahwa anak juga dengan sendirinya terbawa situasi tersebut, artinya anak akan memiliki kegemaran membaca juga.
3. Dimensi perkembangan psikologis
Anak usia sekolah pada jenjang SLTP (usia 13-15 tahun) merupakan usia anak menjelang remaja, tahap akhir masa ini didominasi oleh fungsi penalaran secara intelektual (Soemanto, 1987). Pada masa ini perlu dipertimbangkan secara sungguh-sungguh dalam upaya memotivasi kegemaran membaca siswa.
D. PERAN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBINA MINAT BACA ANAK DIDIK
Perpustakaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam membina dan menumbuhkan kesadaran membaca. Kegiatan membaca tidak bias dilepaskan dari keberadaan dan tersedianya bahan bacaan yang memadai baik dalam jumlah maupun dalam kualitas bacaan. Peran yang dapat dilakukan oleh Perpustakaan dalam menciptakan tumbuhnya kondisi minat baca di lingkungan sekolah adalah sebagai berikut :
1. Memilih bahan bacaan yang menarik bagi pengguna Perpustakaan.
2. Menganjurkan berbagai cara penyajian pelajaran di sekolah yang dikaitkan dengan tugas-tugas di Perpustakaan.
3. Memberikan berbagai kemudahan dalam mendapatkan berbagai bacaan yang menarik untuk pengguna Perpustakaan.
4. Memberikan kebebasan membaca secara leluasa kepada pengguna Perpustakaan.
5. Perpustakaan perlu dikelola dengan baik agar pengguna merasa betah dan senang berkunjung ke Perpustakaan.
6. Perpustakaan perlu melakukan berbagai promosi kepada masyarakat berkaitan dengan pemanfaatan Perpustakaan dan berkaitan denganpeningkatan minat dan kegemaran membaca siswa.
7. Menanamkan kesadaran dalam diri pemakai Perpustakaan bahwa membaca sangat penting untuk mencapai keberhasilan sekolah.
8. Melakukan berbagai kegiatan seperti lomba minat dan kegemaran membaca untuk anak sekolah. Lomba ini biasanya diadakan oleh Perpustakaan sekolah bekerjasama dengan Departemen Pendidikan Nasional, atau dengan Perpustakaan Umum
2.3 Pembinaan Masyarakat Umum
Pembinaan minat baca juga dapat dilakukan melalui masayarakat umum atau masayarakat pengguna. Pembinaan ini dapat dilakukan melalui perpustakaan-perpustakaan oleh para pustakawan. Perpustakaan merupakan tempat untuk membangkitkan dan meningkatkan minat baca masyarakat yang dilayaninya (pemustaka). Dengan program-program yang dibuatnya, perpustakaan menjadi pelopor dalam menarik minat masyarakat supaya dekat dengan sumber informasi. Dan pustakawan berperan sebagai agen perubahan untuk menciptakan masyarakat membaca (reading society) sebagai salah satu pilar utama menuju masyarkat belajar (learning society).
BAB III
PEMBAHASAN/INOVATIF
3.1 Pelatihan Membangkitkan Minat Baca
Perpustakaan Sekolah adalah perpustakaan yang berada pada lembaga sekolah yang merupakan unit kerja dari sekolah yang bersangkuatan dan merupakan sumber belajar utama untuk mencapai tujuan pendidikan sekolah.Sedangakan perpustakaannya sendiri merupakan tempat yang dapat meningkatkan dan membangkitkan minat baca masayarakat. Pemerintah mewajibkan semua lembaga pendidikan sekolah, supaya memiliki perpustakaan sekolah yang berfungsi sebagai sumber utama dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan minat baca serta memudahkan siswa maupun guru dalam mencari dan memperoleh informasi.
Fakta atau realita yang terjadi dilapangan tidak seperti yang diharapkan. Pembinaan minat baca bisa dilakukan sejak anak masih usia balita, dan ini merupakan tugas utama orang tua dalam mendidik anak-anak mereka untuk menjadi generasi yang cerdas dan pintar. Tetapi tanpa mereka sadari mereka telah melalaikan tugas tersebut, mereka lebih mempercayakan pendidikan anak adalah dimulai ketika anak masuk sekolah. Padahal kalau kita tahu, daya serap otak anak yang paling cepat adalah ketika mereka berusia 2 tahun. Kebiasaan buruk orang tua seperti ini telah menjerumuskan anak mereka sendiri yang menjadi generasi yang kurang pengetahuan dan informasi. Jadi orang tua pun seharusnya juga perlu meningkatkan kebiasaan membaca mereka guna menciptakan keluarga yang cerdas dan anak-anak yang berpotensial.
Kebiasaan membaca dilingkungan sekolah juga masih sangat rendah. Kalau kita lihat sekolah adalah tempat utama untuk menuntut ilmu, tapi pada kenyataannya budaya membaca yang seharusnay menjadi dasar utama untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan baru, sampai saat ini pun guru juga kurang memotifasi murid-murid mereka untuk membiasakan membaca. Perpustakaan sekolah seakan-akan hanya sebagai sumber belajar penunjang bagi siswa. Padahal kalau setiap sekolah benar-benar menggunakan perpustakaan sekolah sesuai dengan tujuan diadakanya perpustakaan sekolah, mungkin siswa maupun guru akan lebih mudah mengakases informasi yang mereka inginkan. Dengan membiasakan siswa membaca juga dapat membantu mereka untuk selalu berusaha mencari informasi-informasi yang baru dari buku.
Pembinaan minat baca disekolah dapat dilakukan oleh pustakawan secara langsung kepada siswa atau dengan bantuan guru-guru. Karena siswa biasanya lebih mendengarkan ucapan, perintah dan ajaran yang diberikan guru dari pada pustakawan itu sendiri. Untuk mengajak siswa supaya senang membaca tidak cukup dengan pembinaan tetapi harus didukung dengan koleksi perpustakaan yang menarik dan perpustakaan sekolah yang nyaman.
Kalau kita meliha pada masyarakat umum, membangun kebiasaan membaca memang tigak mudah. Tidak hanya dengan memberi pembinaan atau dengan membeli buku dan membuat perpustakaan, akan tetapi bukan juga sebuah pekerjaan yang sulit untuk dilakukan. Pada zaman informasi seperti yang tengah terjadi sekarang ini, menemukan sumber informasi bukanlah pekerjaan yang sulit, akan tetapi minat baca masyarakat tetap saja rendah. Hal ini menunjukkan bahwa rendahnya minat baca bukan hanya diakibatkan oleh ketiadaan sumber informasi semata, akan tetapi merupakan kondisi psikologis seseorang. Untuk itu membangun kebiasaan membaca harus dimulai dari membangun kepribadian individu, dan apabila ingin membangun masyarakat membaca, harus melakukan sebuah upaya yang membangun kepribadian atau budaya masyarakat menjadi masyarakat yang gemar membaca.
Timbulnya selera membaca disebabkan oleh adanya koleksi yang beragam dan variatif. Selanjutnya selera membaca ini akan menimbulkan minat baca, yang kalau diulang terus-menerus akan menghasilkan kebiasaan membaca. Faktor utama untuk menumbuhkan minat baca adalah koleksi. Sedangkan yang kita ketahui selama ini, hampir semua bentuk program dan kegiatan pembinaan minat baca yang ditawarkan oleh Perpustakaan Nasional juga bersifat pemaksaan yaitu dengan kegiatan yang diwajibkan atau diharuskan. Di samping itu juga diberikan kegiatan-kegaitan yang bersifat rangsangan seperti lomba, dll. Semua kegiatan itu berasal dari luar diri masyarakat dan peserta didik. Bukan berdasarkan pada kesadaran mereka sendiri, sehingga kebudayaan membaca masih sangat sulit untuk dilakukan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Minat baca di Indonesia masih sangat rendah. Berbagai upaya sudah dilakukan guna meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia. Pembinaan atau pelatihan-pelatihan dilakukan dimana-mana, baik melalui lembaga sekolah maupun melalui masyarakat umum. Pembinaan minat baca seharusnya dilakukan sejak dini, karena masa anak-anak daya serap otak sangat tinggi selain itu kebiasaana yang dimulai sejak dini akan dibawa sampai kemasa dewasa. Kalau Hal ini dilakukan dengan sungguh-sungguh maka lamban laun budaya membaca akan menjamur di Indonesia. Maka membaca sangat penting untuk dilakukan dan dijadikan sebuah kebiasaan, karena dengan membaca akan memperoleh banyak informasi serta dapat menciptakan masyarakat yang cerdas dan potensial.
4.2 SARAN
Untuk mengatasi rendahnya minat baca masyarakat Indonesia, perlu dilakukan pembinaan-pembinaan yang lebih ketat, baik dilingkungan masyarakat umum maupun lingkunan sekolah dan ini juga perlu dilakukan sampai kepelosok-pelosok pedesaan. Hal ini merupakan tugas Pemerintah, sehingga pemerintah harus lebih memperhatiakan masyarakatnya yang kurang memahami pentingnya budaya membaca. Selain itu orang yang berperan penting dalam pembinaan membaca adalah orang tua. Maka diharapkan orang tua akan lebih memperhatikan perkembangan anak mereka dalam proses belajar membaca karena orang tua akan lebih mudah menanamkan kebiasaan membaca ketika anak mereka masih diusia didini.
DAFTAR PUSTAKA
Soedarso. Speed Reading “ sistem menbaca cepat dan efektif”. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2006.
Sutan, Firmanawati. Menjadikan Anak Maniak Membaca. Jakarta : Puspa Swara, 2004.
Hernandono, dkk. Pedoman Perpustakaan Sekolah IFLA/ UNESCO=The IFLA/ UNESCO School library guideilines. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI, 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar